Teknologi scanner barcode sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Mulai dari toko retail sampai dengan industry logistic, barcode menjadi pengelolan inventaris yang efisien dan menjadikan pengalaman belanja menjadi lebih menyenangkan serta aman. Tetapi di balik kemudahannya, ada sejarah panjang dan juga seorang tokoh penemu yang menciptakan teknologi ini. Konsep dasar barcode yaitu memberi identifikasi yang khas dan unik untuk tiap item atau produk dengan memakai garis-garis vertical hitam putih yang dapat dipindai oleh mesin. Hal ini bisa menjadi data mengenai produk, harga atau informasi lain untuk diakses dengan akurat dan cepat.
Pemakaian pertama kali barcode untuk komersial dimulai pada tahun 1974 saat toko minuman di Ohio, Ameri Serikat, untuk pertama kalinya memakai untuk membaca produk. Tetapi untuk teknologi scanner barcode yang efisien, kita harus melihat dari perjalanan sejarah scanner barcode.
Salah satu tokoh penting pada pengembangan scanner barcode modern adalah Norman Joseph Woodland. Norman Joseph Woodland lahir di Atlantic City, New Jersey tanggal 6 September 1921 dan mempunyai background pendidikan Teknik elektro dan masih fokus pada masalah identifikasi produk pada toko retail. Saat Norman Joseph Woodland sedang menikmati waktu istirahatnya di Pantai Miami dan mengamati garis parallel yang terukir pada pasir di tahun 1948. Tiba-tiba ia mendapatkan inspirasi kenapa tak menciptakan sistem yang memakai garis-garis seperti itu untuk memindai dan mengidentifikasi produk dengan otomatis? Konsep ini menjadi ide awal terbentuknya barcode. Bersama dengan partnernya, Bernard Silver, Norman mulai untuk mengembangkan istem yang bisa dipindai menggunakan kode garis-garis memakai teknologi optik. Mereka berdua menemukan kalau memakai refleksi dan Cahaya untuk memindai pola garis vertical lebih efisien dibandingkan menggunakan metode sebelumnya yang memakai sinar x.
Norman dan Bernard mematenkan konsep mereka sebagai “Classifying Apparatus and Method”pada tahun 1952 yang mencakup ide dasar dari barcode. Tetapi pada saat itu teknologi untuk merealisasikan konsep mereka masih sangat terbatas. Barulah pada tahun 1960an ada perkembangan tentang teknologi laser, akhirnya konsep mereka baru bisa diwujudkan lebih lanjut. Selanjutnya Norman bekerja sama dengan IBM untuk mengembangkan lagi teknologi barcode pada tahun 1960an. Mereka mengembangkan sistem pembacaan barcode yang lebih canggih memakai teknologi laser. Lalu pada tahun 1973 Norman dan partnernya menerima hak paten akan sistem barcode yang memakai garis-garis vertical dengan jarak dan lebar yang sudah terstandardisasi.
Barcode pertama yang dipakai secara komersial dipindai pada sebuah toko minuman di Ohia pada tahun 1974. Hal ini membuka akses untuk pemakai barcode pada industri retail dan logistic secara luas. Pada waktu dekat, pemakaian barcode akhirnya menyebar ke banyak sektor industri lainnya, hal ini membutikan bagaimana keefektifan teknologi ini untuk mengelola investaris dan juga mempercepat proses bisnis. Sejak awal penemuan teknologi barcode, sampai saat ini terus mengalamai perkembangan dan inovasi. Pemakaian barcode 2D dan QR code sudah menciptakan kemampuan untuk menyimpan info yang lebih banyak dari sebuah kode. Dengan begitu hal ini akan membuka jalan baru untuk bidang manufaktur, logistic dan pemasaran.
Pada tahun 2012 Norman Joseph Woodland akhirnya meninggal dunia, namun peninggalannya akan dunia teknologi barcode masih tetap hidup. Karya Norman sudah mengubah cara pandang dalam menggunakan dan mengelola data pada era digital ini. Pemakaian secanner barcode tak hanya akan menghemat biaya dan waktu, namun juga bisa meningkatkan efisiensi operasioal pada banyak sektor industri.